Jumat, 20 April 2012

Peneliti ungkap sisi positif takhayul


How About News-Apa Anda termasuk orang-orang yang percaya takhayul ? Apabila iya, maka Anda pasti juga akan percaya pada satu hari dan satu tanggal yang sangat dikeramatkan oleh kebanyakan orang yang masih percaya terhadap takhayul. Orang-orang di Eropa sana menyebutnya dengan nama Friday the 13th atau Jumat hari ketiga belas.

Banyak yang mengatakan bahwa Friday the 13th adalah hari dimana semua hantu dan monster atau hal-hal mistis lainnya keluar dan mengganggu manusia. Menurut En.Wikipedia.org, istilah Friday the 13th baru hadir sesudah abad ke 19. Hal tersebut ditandai dengan kematian seorang komposer terkenal asal Italia yang bernama Gioachino Rossini pada tanggal 13 November 1868, yang juga bertepatan dengan hari Jumat.

Trus apa hubungannya Rossini dengan Friday the 13th? Ternyata, sebelum Rossini menutup matanya untuk yang terakhir kali, dia sangat membenci hari Jumat ketiga belas. Dia mengatakan bahwa hari tersebut adalah hari sial untuk semua orang dan semua aktifitas. Uniknya, Rossini malah meninggal di hari Jumat ketiga belas. Oleh karenanya, rumor mengenai Friday the 13th akhirnya dipercaya sebagai takhayul beraura negatif sampai sekarang oleh kebanyakan orang di daratan Eropa dan sekitarnya.

Namun sebuah penelitian yang dilakukan oleh oleh beberapa orang psikolog dari University of Cologne, Jerman, pada tahun 2010 kemarin, mengatakan bahwa takhayul ternyata dapat dipakai untuk mendatangkan keberuntungan bagi seseorang. Apabila seseorang percaya bahwa takhayul bukanlah suatu yang menyeramkan, namun lebih kepada suatu hal yang menguntungkan, maka setiap kali orang tersebut berhadapan dengan sesuatu dan percaya bahwa jimat yang dipakainya dapat membantunya, maka secara tidak sadar memang terjadi suatu hal yang diluar batas pemikiran manusia.

Menurut Livescience.com, para peneliti tersebut juga mengungkapkan bahwa dengan hadirnya takhayul dapat juga berfungsi sebagai penambah rasa percaya diri. Karena dengan membawa jimat atau benda keramat lain, maka seseorang akan dapat beraktifitas lebih baik daripada saat tidak membawa barang-barang tersebut.

Dalam penelitian tersebut, para psikolog tersebut menggunakan dua metode. Metode pertama disebut metode aksi atau metode yang menggunakan motorik manusia untuk melakukan sesuatu, dan yang kedua dengan menggunakan test. Dalam test tersebut, sukarelawan melakukan dua pengujian yaitu test memory dan test anagram.

Dari dua metode tersebut, nampak bahwa sukarelawan yang tidak menggunakan jimat mempunyai nilai lebih rendah dengan sukarelawan yang membawa jimat. Penelitian ini juga tercatat dalam jurnal Psychological Science. Menurut salah seorang peneliti, "Setiap orang mempunyai sisi takhayul yang tidak mereka sadari, dan mereka pasti akan terhubung secara otomatis ketika mereka berhadapan dengan sesuatu yang tidak masuk akal atau dalam keadaan tertekan".

Memang, apabila dilihat dari sisi positif semua hal yang mempunyai aura negatif pun akan berubah menjadi positif. Tergantung bagaimana Anda menyikapinya dan dari sudut pandang mana Anda melihat takhayul tersebut.

merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar