Kamis, 07 Juni 2012

Ilmuwan buat mesin yang mengerti bahasa manusia?



HOWABOUTNEWS.BLOGSPOT.COM-Setelah puluhan tahun melakukan trial and error, aplikasi kecerdasan buatan yang bertujuan untuk memahami bahasa manusia secara perlahan mulai menampakkan secercah sinarnya. Kini sebuah model matematika sederhana yang dikembangkan oleh dua psikolog di Universitas Stanford dapat membuat perbaikan lebih lanjut, memasukkan kecerdasan ke dalam mesin yang benar-benar memahami apa yang kita katakan, seperti yang dilansir di Gizmag.

Loebner Prize adalah kompetisi chatbots terbaik di dunia. Sebuah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan bagaimana manusia berinteraksi dalam percakapan tertulis normal. Kompetisi tersebut menjanjikan hadiah utama sebesar USD 100.000 (sekitar Rp 946 juta) untuk program pertama yang dapat berinteraksi dengan manusia lain dengan alami, tidak ada bedanya dari manusia lain. Kompetisi ini dimulai pada tahun 1991.

Sebuah tren baru telah muncul dalam beberapa tahun terakhir dan telah menyebabkan perkembangan teknologi seperti Siri dan iPhone. Hal ini menuntut penggunaan alat matematika, yaitu probabilitas dan statistik, untuk mencoba dan mensimulasi bagaimana orang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam situasi sosial.

"Bagian penting dari pekerjaan ini dimungkinkan oleh penelitian lain pada pemodelan Bayesian, yang menggunakan prinsip-prinsip dari penalaran statistik untuk membantu pemahaman struktur pikiran," kata Asisten Profesor Michael Frank kepada Gizmag. "Baru-baru ini ada banyak kepentingan dalam menggunakan model Bayesian untuk memahami bagaimana orang berpikir tentang orang lain. Model kognisi sosial."

Para peneliti meminta lebih dari 700 peserta untuk ambil bagian dalam percobaan online di mana mereka melihat satu set objek dan diminta untuk menebak mana yang sedang dirujuk oleh suatu kata tertentu. Dengan demikian, mereka dimodelkan bagaimana pendengar memahami pembicara dan bagaimana pembicara memutuskan apa yang harus dikatakan. Para peneliti kemudian menciptakan sebuah persamaan matematika untuk memprediksi perilaku manusia dan menentukan kemungkinan seseorang mengacu pada objek tertentu.

Model matematika membantu memprediksi penalaran pragmatis dan dapat menyebabkan pembuatan mesin yang dapat lebih memahami aturan-aturan inferensi, konteks, dan sosial, menghilangkan banyak gangguan komunikasi yang sering terjadi, termasuk algoritma pengolahan bahasa alami yang paling canggih saat ini.

"Kami sudah menggunakan sedikit dari bahasa alami untuk berkomunikasi dengan komputer, seperti Siri pada iPhone, Google, atau sistem telepon penjawab karena sekarang banyak perusahaan menggunakannya. Pekerjaan kami akan membantu insinyur membangun sistem yang lebih baik," kata Frank.

Para peneliti saat ini menerapkan pemodelan mereka untuk belajar hiperbola, sarkasme, dan aspek lain dari bahasa. Rincian pekerjaan mereka ditulis dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar