Senin, 23 April 2012
Ada "Pengkhianatan", Sejumlah Hacker Ditahan
How About News-Sejumlah orang yang diduga sebagai aktivis peretas (hacker) ditahan. Penahanan secara terpisah di Amerika Serikat, Inggris, dan Republik Irlandia ini dilakukan dengan tuduhan perbuatan kriminal yang menyebabkan "lebih dari satu juta orang menjadi korban".
Penahanan ini sendiri merupakan pengembangan dari penahanan yang dilakukan terhadap 'pemimpin' Lulzsec, Hector Xavier Monsegur. Peretas yang dikenal dengan sebutan Sabu ini telah dinyatakan bersalah dengan tuduhan 12 perbuatan kriminal, pada Agustus tahun lalu.
Mengutip Reuters, Sabu yang ditahan sejak Juni 2012 kemudian direkrut menjadi informan FBI secara rahasia. Atas bantuan Sabu inilah FBI menahan lima peretas. Tapi, Reuters menyebut peretas yang ditahan berasal dari kelompok Anonymous.
Anonymous dan LulzSec memang merupakan aktivis peretas atau hacktivist yang selama ini melakukan aksinya dengan menyerang sejumlah situs milik lembaga pemerintah dan korporasi di seluruh dunia. Karena ini organisasi tanpa bentuk, jadi memang sulit untuk mengidentifikasi dan membedakan antara Anonymous dengan LulzSec.
BBC menyebut para peretas yang ditahan adalah Jack Davis (19 tahun) dari Lerwick, Shetland Islands, Ryan Ackroyd (25 tahun) dari Doncester, Darren Martyn (25 tahun) dari Galway. Ketiganya dari Inggris.
Sedangkan peretas yang ditahan di Irlandia adalah Donncha O'Cearrbhail (19 tahun) dari Birr. BBC juga menyebut Scotland Yard menahan remaja 17 tahun yang belum diketahui namanya, di London selatan, terkait konspirasi peretasan.
Sedangkan Reuters menambahkan satu orang yang ditahan di Chicago, AS, adalah Jerremy Hammond, yang dikenal dengan nama "Anarchaos". Hammond ditahan atas tuduhan melakukan peretasan terhadap Strategic Forecesting atau Stratfor, sebuah lembaga riset dan intelijen global.
Ketidakpercayaan
Penahanan ini diduga menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan peretas. Sebab selama ini Sabu dikenal sebagai tokoh yang disegani di dunia maya oleh para peretas.
"Sabu merupakan seorang pemimpin. Sekarang Anonymous sadar bahwa dia pengkhianat dan bekerja untuk Fed (FBI). Mereka pasti berpikir, 'jika kita tidak bisa percaya Sabu, siapa yang bisa dipercaya?'," kata Mikko Hypponen, Kepala Riset di Perusahaan Sekuritas Komputer asal Finlandia F-Secure, kepada Reuters.
"Ini mungkin bukan akhir Anonymous. Tapi butuh waktu bagi mereka untuk pulih, terutama dari paranoia," ujar Hypponen.
Di akun Twitter yang selama ini dipercaya dikelola Anonymous, Sabu pun telah dianggap sebagai pengkhianat. "Kami tak punya pemimpin," ujar akun @YourAnonNews.
teknologi.vivanews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar