Sabtu, 05 Mei 2012
Tembok Besar Israel Dibangun
HOWABOUTNEWS.BLOGSPOT.COM-Jerusalem – Israel akan membangun tembok di perbatasan negaranya dengan Libanon. Seperti apa?
Sejak awal pekan ini, militer Israel mengkonstruksi tembok di perbatasan negara itu dengan Libanon. Dinding beton setinggi enam meter itu nantinya akan dilengkapi dengan kawan berduri, menghindari terjadinya kontak macam apapun.
Israel sebenarnya sudah memiliki pembatas di sepanjang perbatasan Libanon, meski tidak terbuat dari beton. Tembok beton yang hendak dibuat kali ini akan membentang sepanjang satu kilometer, dari Metulla hingga Kfar Kila, desa di Libanon.
Metulla adalah wilayah terluar Israel dan dikelilingi Libanon dari ketiga sisinya. Ini menjelaskan mengapa Israel merasa perlu ada perlindungan ekstra di tempat itu. Tak lama lagi, Israel menjadi negara yang dikelilingi dinding, palang dan kawat berduri.
Menurut Deputi Direktur Gloria Center Gregg Roman, isolasi Israel dengan tetangga Arab-nya dimulai di Khartoum dengan tiga ‘tidak’. “Tidak bernegosiasi, tidak mengakui dan tidak berbicara dengan Israel,” ujar Roman.
Rencana konstruksi dinding di perbatasan negara yang sebenarnya masih dalam status perang dengan Israel itu memang hal terbaru. Tapi pada Januari lalu, rencana serupa diumumkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu terhadap perbatasan Jordania.
Tembok yang dibangun di perbatasan Israel-Mesir ini memiliki panjang 241 kilometer. Israel menyatakan, tembok di perbatasan Mesir ini penting untuk melawan terorisme dan penyeberangan ilegal.
Sebenarnya tembok Israel yang paling kontroversial adalah dinding sepanjang 784 kilometer yang mengelilingi Tepi Barat, Palestina. Israel berdalih, keberadaan dinding itu penting untuk mengatasi serangan militan Palestina.
Namun, tembok itu melebihi Zona Hijau yang harusnya wilayah kedua negara. Sehingga, Israel menyerobot wilayah Palestina. Belum lagi tembok beton sepanjang 51 km yang mengelilingi Jalur Gaza, meski itu tak menghentikan roket-roket militan.
Analis pertahanan asal Libanon, Hisham Jaber menyatakan, masalahnya bukan tembok itu, tapi penempatannya. “Secara militer Israel sebenarnya tak memerlukan tembok itu sama sekali,” tuturnya.
Tembok ini memang belum selesai semuanya. Namun jika sudah, akan ada pertanyaan besar mengenai situasi di kawasan itu. Apakah Israel benar-benar aman atau menjadi terpisah dari tetangganya dan membuat suasana jadi tegang?
Penulis ‘The Punishment of Gaza’ sekaligus kolumnis untuk suratkabar berpengaruh di Israel, Haaretz, Gidoen Levy, merasa negaranya melakukan tindakan tak rasional dengan membuat dirinya makin terpisah dari penghuni Timur Tengah.
Levy mengaku tak menentang konstruksi tembok itu. Tapi menurutnya, Israel harusnya lebih terbuka dengan Timur Tengah dan sejak awal menghentikan penjajahan yang mereka lakukan terhadap negara tetangga.
“Saya tak berkata penjajahan itu penyebab Israel merasa terancam, tapi itu memang alasan utamanya,” tandasnya.
[inilah.com]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar